Senin, 17 Maret 2014

Golongan Intoleran

Dalam sebuah sesi tanya jawab, seorang pakar intelek ditanya seputar adanya aksi segolongan orang yang dianggap intoleran, yang sering dianggap membuat onar.

Penanya  : "Bagaimana menurut anda, aksi-aksi sekelompok orang yang suka memaksakan kehendak itu?"
Intelek    : "Mereka ini golongan intoleran. Tidak mau menerima perbedaan. Saya gagal paham dengan kelompok ini.."

Penanya  : "Maksudnya gimana?"
Intelek    : "Ya, sebagai satu masyarakat yang majemuk, hendaknya kita mau saling toleransi dan saling memahami pendapat satu dengan yang lainnya. Sehingga tercipta kerukunan."

Penanya  : "Jadi harus saling memahami ya?"
Intelek    : "Benar sekali."

Penanya  : "Tapi mengapa anda tadi bilang bahwa anda gagal paham dengan kelompok ini?"
Intelek    : "eh... maksudnya begini.. anu.. jadi saya gagal memahami aksi mereka yang tak mau bertoleransi dengan perbedaan pendapat. Apa-apa ditanggapi dengan kekerasan. Ini bahaya. Paham seperti ini harus diberantas dan tidak bisa ditolerir.

Penanya  : "Maksudnya tidak bisa ditolerir bagaimana?"
Intelek    : "Yah, anda tahu lah maksudnya. Mosok harus dijelaskan lagi."

Penanya  : "Apakah maksudnya tidak bisa ditolerir itu berarti paham mereka sama sekali tak bisa diterima?"
Intelek    : "Tentu saja. Apanya yang mau ditolerir?"

Penanya  : "Lalu siapa yang intoleran disini? Anda atau mereka? Dan siapa yang harus memulai saling memahami? Katanya anda gagal paham dengan kelompok lain itu?"
Intelek     :  .................................. (Telan kolomenjing)

Kata-kata intoleran, saling memahami, kemajemukan, dan segudang kata-kata kosong tak bermakna sering dipakai sebagai retorika gombal. Jangan sampai anda mau diglembuk. 

Senin, 10 Maret 2014

Tanggung Jawab Umat Islam

Seorang kyai bercerita kepada santrinya:

"Pada suatu hari ada gerobak yang ditarik seekor sapi, dengan dikemudikan oleh seorang petani. Petani ini mengangkut puluhan ekor monyet yang hendak diamankan karena sering mengganggu tanaman pak petani. Di dalam perjalanan, tiba-tiba gerobak tersebut menemui jalan terjal yang mendaki. Padahal di sekitar tanjakan itu menganga jurang yang dalam. Di saat mendaki tanjakan terjal tersebut, si sapi tiba-tiba ngadat. Dia tak mau berjalan, dan gerobagpun terancam oleng dan bisa masuk ke dalam jurang. Pertanyaannya, apa yang seharusnya dilakukan petani yang mengemudikan gerobag itu?" tanya pak kyai pada santrinya.

"Petani itu harusnya memaksa si sapi agar mau berjalan" jawab santri.
"Mengapa? Kenapa tidak minta bantuan kepada si monyet? Atau memaksa monyet mengerjakan tanggung jawab itu?" tanya pak Kyai.

"Karena keselamatan seluruh isi gerobak itu ada pada geraknya si sapi. Sehingga kalau perlu, pak Tani harus memecut si sapi agar mau jalan. Kalau tidak, maka gerobak itu bisa masuk jurang. Kalau si monyet, jelas-jelas dia tidak akan bermanfaat apapun bagi keselamatan gerobag itu. Justru keselamatannya bergantung pada kerja si sapi" terang si santri.

"Jawaban yang bagus nak," puji pak Kyai puas atas jawaban santrinya. "Itu merupakan gambaran umat Islam. Umat Islam memegang tanggung jawab atas keselamatan umat lain di muka bumi ini. Jika umat Islam bergerak dengan dakwah sebagaimana dakwahnya para Nabi terdahulu, maka dunia dan seisinya beserta munyuk-munyuknya akan selamat. Namun jika umat Islam tidak mau menjalankan tugasnya, Allah akan kirim peringatan keras agar umat Islam mau bergerak sesuai tugas yang diemban. Bisa jadi pecutan ujian, cemeti bencana, teguran musibah dan yang lainnya akan menimpa umat Islam, sebagai pengingat bahwa keselamatan dunia ada pada gerak mereka. Gerak sebagaimana telah dicontohkan oleh generasi dakwah yang terdahulu."

"Berarti umat Islam memegang amanah tanggung jawab yang berat ya kyai?" tanya santri.
"Benar nak," jawab Kyai.

Mari kita lanjutkan kerja dakwah ini. Karena Allah mengancam, jika amar ma'ruf nahi munkar dihentikan maka Allah akan ratakan bencana di mana-mana. Dan di saat umat Islam berdoa, doanya tidak akan didengar. Sungguh ancaman yang serius. Mengapa? Karena di tangan umat Islamlah tanggung jawab keselamatan dunia dan akhirat warga dunia ini diletakkan.

Wallahu a'lam.

Jumat, 07 Maret 2014

SIMPLICITY IS GENIUS

Di depan audience para petani cengkeh, kang Dalno Marem yang sarjana pertanian bertitel doktorandus, menjelaskan bagaimana petani cengkeh itu seharusnya merawat tanaman mereka.

"Bapak dan ibu sekalian, sebagaimana kita ketahui bahwa Eugenia aromaticum merupakan tanaman rempah yang sangat penting dalam percaturan trading internasional. Semua yang hadir disini merupakan komponen penting yang secara integral memiliki andil konkret dalam menentukan arah globalisasi internastional market. Untuk itu sampeyan semua harus menyadari bahwa, intensifikasi tanaman ini membutuhkan konsentrasi yang serius, mengingat pengembangan Eugenia aromaticum ini mulai memasuki era teknologi yang sophisticated," Drs. Dalno Marem dengan berapi-api setengah muncrat memberikan arahan dengan menggunakan bahasa rodok ra ngambah lemah.

Mbah Karyo Kliwon yang jebolan SD cuma plonga-plongo setengah ngowoh mendengar penjelasan Drs. Dalno Marem yang gegap gempita itu. Demikian juga mbah Pawiro Sableng yang pernah njebol SD, hanya lolhak-lolhok ngempet ngelu sambil mbatin, "Iki jane ngomyang opo tho?"

Ada kesenjangan bahasa yang terjadi di antara kang dalno Marem dengan audience. Entah apa alasannya, penggunaan bahasa 'alien' ala kang Dalno Marem ini justru tidak efektif guna menjelaskan sesuatu ke audience yang tingkat pendidikannya hanya jebolan SD atau njebol SD. Kang Dalno Marem mungkin lupa bahwa yang dihadapi adalah orang awam. Atau memang dia memiliki niat hendak menunjukkan kepintarannya di hadapan petani asuhannya. Mungkin dia masih dendam, dimana saat kuliah suka diejek orang-orang sekitarnya : "Oalah mas, gur arep macul wae sekolah duwur-duwur" (Cuma mau macul saja sekolahnya tinggi amat).... "Mung arep tani wae kok ndandak titel dokterambles" kata yang lain.
Sehingga untuk ajang pembuktian bahwa dia bukan orang bodoh membutuhkan ekspresi. Dan ekspresi yang dia tunjukkan adalah dengan menggunakan bahasa yang lebih memusingkan dari kode semaphore.

Einstein justru memberikan penjelasan yang lain. "Simplicity is genius" katanya. Kesederhanaan itu genius. Jika sampeyan bisa menjelaskan hal rumit ke anak umur 6 tahun, maka sampeyan genius. Menjelaskan perkara kepada anak kecil membutuhkan bahasa yang simpel. Menyimpelkan keterangan merupakan kegeniusan.

Dokter yang cerdas bukanlah dokter yang bisa ngoceh dengan bahasa latin kepada pasiennya, kecuali pasien orang latin sono. Dokter yang cerdas adalah dokter yang mampu mengkomunikasikan deskripsi penyakit yang rumit menjadi bahasa yang mudah dicerna oleh pasien awam.

Demikian juga dengan pejabat dan pemegang keputusan pemerintahan. Pemerintah yang genius adalah pemerintah dengan pejabat yang mampu membahasakan programnya dengan bahasa sederhana dan BIROKRASI YANG SEDERHANA. Jika tidak, maka pemerintahan ala Dalno Marem ini hanya berkualitas bisa "ngedalno asal marem".... sebelas duabelas dengan ngising.

Allah subhanahu wa ta'ala Yang Maha Pandai dan Maha Tahu, dengan Pengetahuan Tak Bertepi-Nya, berkomunikasi dengan bahasa sederhana yang terekam dalam Al Qur'an. Penciptaan semesta yang rumit, diterangkan dengan sangat sederhana tapi dahsyat makna. Dan manusia yang sangat kompleks sifat dan karakternya, diberi aturan yang sangat simpel.

"Allah menghendaki kemudahan untuk kalian, dan tidaklah Dia menghendaki kesukaran untuk kalian.." (Al Baqarah ayat 185).

Namun dasar manusianya type Dalno Marem, maka diberi kemudahan malah menghendaki kesukaran. Aturan Allah yang simpel diubah menjadi Kitab Undang-Undang yang ruwet dan njlimet. Hidup yang sederhana dibuat rumit. Al Qur'an yang memudahkan justru dituduh mempersulit. Dasar manusia berpenyakit....

Gambar diculik dari sini: http://www.thecoachkexperience.com/genius-is-found-in-simplicity/

Selasa, 04 Maret 2014

RIDHO DAN CINTA ALLAH

Kang Dungkel sudah lama kasmaran sama Yu Gembuk. Sudah beberapa upaya dilakukan kang Dungkel untuk menarik hati yu Gembuk. Namun sampai detik ini, hati yu Gembuk belum tergoyahkan. Namun kang Dungkel tak patah arang.

Entah apa yang sudah dilakukan kang Dungkel, yang jelas segala upayanya belum membuahkan hasil. Kang dungkel memikirkan, hal apa yang rasanya nikmat dan pantas diberikan yu Gembuk. Pernah terbersit ide, untuk memberikan bingkisan makanan. Maka yang langsung terbayang di otak kang Dungkel adalah Semur Jengkol, kuliner dahsyat ala rakyat yang kaya dengan aroma memikat yang merupakan menu paporitnya. Diolahlah jengkol pilihan hasil seleksi dari 7 pasar sayur berbeda. Dibumbui dengan bumbu spesial ala chef Dungkel. Dan dikirimlah sang semur itu dengan senyum lebar dan keyakinan bahwa yu Gembuk sebentar lagi pasti takluk.

Esoknya kang Dungkel dengan penuh kecewa mendapati Semur jengkolnya ada di meja mbah Gambus. Mbah Gambus bilang dikasih sama yu Gembuk, karena dia sangat anti sama jengkol. Pernah mencoba menyukai malah murus dan kencing beling.

Kang Dungkel tak putus asa. Dicobanya memberi hadiah yang lain. Maka terpikirlah ide hebat, yakni ngasih kaos bola. Tim paporitnya adalah Liverpool. Hal ini karena livernya pernah sakit kuning dan diselamatkan oleh mantri desa, maka saat dengar ada klub Liverpool kang Dungkel langsung suka... (jian ra cetho tenan..). Dikirmkanlah kaos jersey Liverpool. Dan seminggu kemudian jersey itu sudah dipakai lik Karyo Setliko buat macul di sawah. Saat ditanya kang Dungkel, lik Karyo Setliko bilang dikasih oleh yu Gembuk. Karena yu Gembuk itu tim klangenannya Manchester City, gara-gara sama-sama ada kata "Siti" nya sebagaimana nama lengkap yu Gembuk, yaitu Siti Gembuk Rahayu... (podo ra cethone)..

Yah, kisah di atas cuma ilustrasi, bahwa jika sampeyan mau membuat senang hati orang maka sampeyan harus tahu apa yang membuat hati orang itu senang. Jadi menyenangkan hati orang lain itu bukan dengan sesuatu yang kita senangi. Karena yang kita senangi belum tentu bisa mbikin hati orang lain senang, atau belum tentu seleranya sama.

Kang Dungkel belum berhasil menggaet hati yu Gembuk dikarenakan dia mencoba menarik hati yu Gembuk dan ingin membuat yu Gembuk ridho dengan sesuatu yang kang Dungkel sukai. Padahal yang kang Dungkel sukai itu belum tentu disukai yu Gembuk. Kalo tips edan ala kang dungkel ini diterus-teruskan, bisa-bisa yu Gembuk keburu digaet orang yang paham bagaimana menyenangkan hati yu Gembuk. Harusnya kang dungkel mencari-cari informasi, hal apa yang sekiranya membuat hati yu Gembuk senang, bahagia dan ridho.

Hal ini sama persis dengan penyembahan kepada Allah. Untuk membuat Allah ridho dan mau menerima ibadah kita, maka kita hendaknya melakukan hal-hal yang membuat Allah suka, senang dan ridho. Apa yang membuat Allah suka dan ridho, sudah Allah beritahukan melalui wahyu yang diterima Nabi. Jadi kita tidak disuruh mencari-cari sendiri cara agar Allah ridho.

Setelah tahu hal-hal apa saja yang membuat Allah suka dan ridho, maka tempuhlah cara tersebut. Jadi menyembah Allah dan mencari ridho Allah itu dengan cara dan sesuatu yang disuka dan diridhoi Allah. Bukan dengan sesuatu yang sampeyan atau para manusia bikin dan cari-cari sendiri.

Jadi jangan mencari ridho Allah dengan slulup mbanyu kali kedhung, kalo memang cara itu tak pernah Allah informasikan sebagai cara yang disenangi-Nya. Atau dengan cara puasa ngebleng, yang seakan menunjukkan tanda setia sama Allah, padahal sebenarnya cara itu amat dimurkainya.

Jangan menyembah Allah dengan cara spekulatip. Karena cara menyembah yang jelas dan pasti sudah Allah jelaskan melalui wahyu. Dan tidak ada wahyu lagi sepeninggal kanjeng Nabi, sehingga jangan tertipu oleh dukun semprul yang ngaku-ngaku menerima pangsit dan tahu.. eh.. wangsit dan wahyu, bahwa ada cara ngibadah baru yang prakteknya nganeh-anehi. Dari disuruh mbeleh pithik cemani hingga nyembelih serigala bermata tiga dilakoni semua. Padahal itu cuma akal-akalan dukun semprul dalam nyari duit.

Cinta dan Ridho Allah sebagai Sesembahan hanya akan datang jika si penyembah melakukan hal-hal yang dicintai dan diridhoi dari pihak Yang Disembah, dan bukan melakukan sesuatu yang disukai dan diridhoi pihak penyembah. Jadi, jangan terbalik... nyembah Allah seenak udel sampeyan. Itu namnya sampeyan nyembah diri sampeyan sendiri.