Kang Dungkel sudah lama kasmaran sama Yu Gembuk. Sudah beberapa upaya dilakukan kang Dungkel untuk menarik hati yu Gembuk. Namun sampai detik ini, hati yu Gembuk belum tergoyahkan. Namun kang Dungkel tak patah arang.
Entah apa yang sudah dilakukan kang Dungkel, yang jelas segala upayanya belum membuahkan hasil. Kang dungkel memikirkan, hal apa yang rasanya nikmat dan pantas diberikan yu Gembuk. Pernah terbersit ide, untuk memberikan bingkisan makanan. Maka yang langsung terbayang di otak kang Dungkel adalah Semur Jengkol, kuliner dahsyat ala rakyat yang kaya dengan aroma memikat yang merupakan menu paporitnya. Diolahlah jengkol pilihan hasil seleksi dari 7 pasar sayur berbeda. Dibumbui dengan bumbu spesial ala chef Dungkel. Dan dikirimlah sang semur itu dengan senyum lebar dan keyakinan bahwa yu Gembuk sebentar lagi pasti takluk.
Esoknya kang Dungkel dengan penuh kecewa mendapati Semur jengkolnya ada di meja mbah Gambus. Mbah Gambus bilang dikasih sama yu Gembuk, karena dia sangat anti sama jengkol. Pernah mencoba menyukai malah murus dan kencing beling.
Kang Dungkel tak putus asa. Dicobanya memberi hadiah yang lain. Maka terpikirlah ide hebat, yakni ngasih kaos bola. Tim paporitnya adalah Liverpool. Hal ini karena livernya pernah sakit kuning dan diselamatkan oleh mantri desa, maka saat dengar ada klub Liverpool kang Dungkel langsung suka... (jian ra cetho tenan..). Dikirmkanlah kaos jersey Liverpool. Dan seminggu kemudian jersey itu sudah dipakai lik Karyo Setliko buat macul di sawah. Saat ditanya kang Dungkel, lik Karyo Setliko bilang dikasih oleh yu Gembuk. Karena yu Gembuk itu tim klangenannya Manchester City, gara-gara sama-sama ada kata "Siti" nya sebagaimana nama lengkap yu Gembuk, yaitu Siti Gembuk Rahayu... (podo ra cethone)..
Yah, kisah di atas cuma ilustrasi, bahwa jika sampeyan mau membuat senang hati orang maka sampeyan harus tahu apa yang membuat hati orang itu senang. Jadi menyenangkan hati orang lain itu bukan dengan sesuatu yang kita senangi. Karena yang kita senangi belum tentu bisa mbikin hati orang lain senang, atau belum tentu seleranya sama.
Kang Dungkel belum berhasil menggaet hati yu Gembuk dikarenakan dia mencoba menarik hati yu Gembuk dan ingin membuat yu Gembuk ridho dengan sesuatu yang kang Dungkel sukai. Padahal yang kang Dungkel sukai itu belum tentu disukai yu Gembuk. Kalo tips edan ala kang dungkel ini diterus-teruskan, bisa-bisa yu Gembuk keburu digaet orang yang paham bagaimana menyenangkan hati yu Gembuk. Harusnya kang dungkel mencari-cari informasi, hal apa yang sekiranya membuat hati yu Gembuk senang, bahagia dan ridho.
Hal ini sama persis dengan penyembahan kepada Allah. Untuk membuat Allah ridho dan mau menerima ibadah kita, maka kita hendaknya melakukan hal-hal yang membuat Allah suka, senang dan ridho. Apa yang membuat Allah suka dan ridho, sudah Allah beritahukan melalui wahyu yang diterima Nabi. Jadi kita tidak disuruh mencari-cari sendiri cara agar Allah ridho.
Setelah tahu hal-hal apa saja yang membuat Allah suka dan ridho, maka tempuhlah cara tersebut. Jadi menyembah Allah dan mencari ridho Allah itu dengan cara dan sesuatu yang disuka dan diridhoi Allah. Bukan dengan sesuatu yang sampeyan atau para manusia bikin dan cari-cari sendiri.
Jadi jangan mencari ridho Allah dengan slulup mbanyu kali kedhung, kalo memang cara itu tak pernah Allah informasikan sebagai cara yang disenangi-Nya. Atau dengan cara puasa ngebleng, yang seakan menunjukkan tanda setia sama Allah, padahal sebenarnya cara itu amat dimurkainya.
Jangan menyembah Allah dengan cara spekulatip. Karena cara menyembah yang jelas dan pasti sudah Allah jelaskan melalui wahyu. Dan tidak ada wahyu lagi sepeninggal kanjeng Nabi, sehingga jangan tertipu oleh dukun semprul yang ngaku-ngaku menerima pangsit dan tahu.. eh.. wangsit dan wahyu, bahwa ada cara ngibadah baru yang prakteknya nganeh-anehi. Dari disuruh mbeleh pithik cemani hingga nyembelih serigala bermata tiga dilakoni semua. Padahal itu cuma akal-akalan dukun semprul dalam nyari duit.
Cinta dan Ridho Allah sebagai Sesembahan hanya akan datang jika si penyembah melakukan hal-hal yang dicintai dan diridhoi dari pihak Yang Disembah, dan bukan melakukan sesuatu yang disukai dan diridhoi pihak penyembah. Jadi, jangan terbalik... nyembah Allah seenak udel sampeyan. Itu namnya sampeyan nyembah diri sampeyan sendiri.